Jombang. Mendukung program Swasembada Pangan pemerintah, Bintara Pembina
Desa (Babinsa) desa Janti kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang dengan petani setempat
melaksanakan pembersihan rumput dan pemupukan jagung dilahan seluas 0,21 Ha,
jum’at 4 Mei 2018.
" Dengan rentang umur
yang tak jauh berbeda, metode pemupukan yang diberikan sangat berpengaruh pada
pertumbuhan dan hasil panen jagung." ujar Serka Andang.
Dia berpendapat demikian, sebab mayoritas jagung yang dibudidayakan petani
Jonathan ditanam secara monokultur atau dengan metode tumpang sari.
" Ini membuat suplai
nutrisi dari alam kurang mencukupi, sebab hara dari tumbuhan lain berkurang dan
terjadi kompetisi antar tanaman," kata Serka Andang.
Menurut dia, jagung sebaiknya dipupuk pada masa sebelum tanam, umur 15 HST, dan
30 HST. Pupuk dasar di awal masa pemupukan berfungsi untuk menyiapkan nutrisi
bagi tanaman pada fase awal pertumbuhan.
Pemupukan tanaman jagung ini
berlangsung selama masa tanam. Babinsa pendamping, Serka Andang
sangat antusias memotivasi para petani untuk selalu memperhatikan kualitas dan
kesehatan tanamannya.
" Saat berkecambah,
jagung menggunakan nutrisi dari biji jagung. Setelah beberapa hari nutrisi dari
biji akan habis dan akar mulai berfungsi mencari makanan. Disinilah terjadi
proses adaptasi terhadap lingkungan yang biasanya diiringi dengan stres
tanaman. Semakin lama stres pertumbuhan akan semakin terhambat. Untuk
memperpendek fase stres ini, kebutuhan hara harus tercukupi," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar