Jombang. Dalam rangka Mendukung program Swasembada
Pangan pemerintah, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Tapen kecamatan Kudu yang
bekerja sama dengan kelompok tani, PPL Kecamatan Kudu melaksanakan pemupukan
jagung dilahan Bapak Munalik seluas kurang lebih 1,3 hektar, Rabu 7 September
2016.
Sertu Zainul dari Babinsa Koramil 0814/09 Kudu ikut membantu
petani tersebut memupuk tanaman jagungnya yang rata-rata berumur 40-50 hari.
" Dengan rentang umur yang tak jauh berbeda, metode pemupukan yang
diberikan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil panen jagung."
ujar Sertu Zainul. Dia berpendapat demikian, sebab mayoritas jagung yang
dibudidayakan petani ditanam pada saat musim kemarau yang dimana kurang air.
" Ini membuat suplai nutrisi dari alam kurang
mencukupi, sebab hara dari tumbuhan berkurang dan terjadi kurangnya pasokan
air," kata Sertu Joko. Menurut dia, jagung sebaiknya dipupuk pada masa
sebelum tanam, umur 15 HST, dan 30 HST. Pupuk dasar di awal masa pemupukan
berfungsi untuk menyiapkan nutrisi bagi tanaman pada fase awal pertumbuhan.
Pemupukan tanaman jagung ini berlangsung selama masa
tanam. Babinsa pendamping, Sertu Zainul sangat antusias memotivasi para petani
untuk selalu memperhatikan kualitas dan kesehatan tanamannya. " Saat
berkecambah, jagung menggunakan nutrisi dari biji jagung. Setelah beberapa hari
nutrisi dari biji akan habis dan akar mulai berfungsi mencari makanan.
Disinilah terjadi proses adaptasi terhadap lingkungan yang biasanya diiringi
dengan stres tanaman. Semakin lama stres pertumbuhan akan semakin terhambat.
Untuk memperpendek fase stres ini, kebutuhan hara harus tercukupi,"
pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar