Jombang ( 28 / 09 ). “ TNI membuat tradisi untuk menziarahi
makam para Panglima Tertinggi TNI dan makam para Pahlawan, termasuk Alm. Gus
Dur , dengan tradisi seperti itu diharapkan terutama generasi muda TNI agar
tidak melupakan sejarah, karena disitu ( kompleks makam di dalam Ponpes Tebu
Ireng Jombang ) ada Gus Dur, juga ada KH. Hasyim Ashary yang kental dengan
sejarah. Kata Bung Karno perjuangan saya tidak berat, karena melawan
penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih berat, karena melawan bangsamu
sendiri, untuk itu kita perlu bergandengan tangan “, demikian dikatakan
Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo kepada insan Pers di dalam lokasi
Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang pada Selasa 27 September 2016 kemarin.
Jendral TNI Gatot Nurmantyo, memimpin pelaksanaan ziarah
nasional tersebut yang diikuti oleh seluruh Ka Staf Angkatan, seluruh Asisten
Panglima TNI, beberapa Panglima Komando Utama Angkatan, dan para Pangdam se
Indonesia, pejabat teras Kodam V/Brawijaya, juga hadir Danrem 082/CPYJ Kolonel
Kav. Gathut Setyo Utomo S.Ip selaku pejabat militer penanggung jawab pengamanan
serta penyiapan sarana dan prasarana terkait Ziarah Nasional tersebut, yang
didampingi para Dandim jajarannya.
Pada kesempatan selesai acara ziarah, Panglima TNI
menjelaskan kepada para wartawan atas pertanyaan tentang pendirian Pangkalan
Militer di Natuna, bahwa TNI harus profesional, tidak berpihak kemanapun,
tetapi berpihak pada keamanan, maka Panglima TNI menginstruksikan untuk
mewujudkan keamanan nasional tersebut, “ Jadi TNI harus netral, jika ada
anggota TNI yang tidak netral, maka saya minta bantuan kepada masyarakat untuk melaporkannya
kepada TNI secara jelas “, tegasnya.
Ditambahkan olehnya, bahwa sesuai petunjuk Presiden RI
tentang pendirian pangkalan TNI, tidak hanya di Natuna saja, tetapi di seluruh
pulau terluar yang bernilai strategis, seperti Natuna, Morotai, Biak dan
Meraoke. Khusus tentang seputar Laut China Selatan, Panglima menghimbau
kepada semua pihak untuk bertekad mewujudkan Laut China Selatan yang damai dan
stabil, kemudian menghimbau untuk tidak melakukan kegiatan – kegiatan yang
dapat merusak instabilitas di laut China Selatan.
Selesai menjawab berbagai pertanyaan wartawan, acara
dilanjutkan dengan Ishoma di dalam Ponpes tersebut, selanjutnya beserta
rombongan yang menyertainya, melakukan pergeseran ke arah Karang Pilang,
Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar